18/07/07

Anneurysm

Jam enam pagi istri saya menerima telepon…, ”yaa..betul…yaa…kenapa?!…yaa..yaa…begitu ya….yaa..yaa….terima-kasih..bu..terima kasih segera kami kesana”, braak…telepon ditutup. Saya agak curiga, “ada apa ma..??” Dengan agak tergopoh istri saya menerangkan, “itu tadi telepon dari rumah sakit di Bandung, mas Kadafi masuk rumah sakit..kata ibu tadi di telepon…mas Kadafi koma….sekarang juga kita mesti kesana….”

Kontan saja suasana pagi di rumah langsung menegang. Mas Kadafi itu kakak sulung saya. Dia bekerja di salah satu perusahaan BUMN dan kira-kira tiga bulan lalu dia mendapatkan tugas kerja di Bandung setelah sekian lama bekerja di Makasar. Karena baru pindah ke Bandung, istri dan tiga anaknya yang masih kecil-kecil sementara masih tinggal di rumahnya di Sidoarjo. Di Bandung praktis tidak ada sanak keluarga. Tak ayal kehadiran kami sangatlah ditunggu oleh pihak rumah sakit untuk konfirmasi tindakan medis yang diperlukan.

Pagi itu saya dan istri mendampingi istri kakak saya menuju Bandung. Sayangnya pesawat dari Surabaya ke Bandung hanya berangkat sekitar jam tiga sore, terlalu lama. Kami putuskan untuk naik pesawat ke Jakarta dan kemudian naik bis untuk meneruskan perjalanan dari Jakarta ke Bandung.

Sampai dirumah sakit, ada beberapa orang yang menyambut kami dan mengaku teman kerja kakak saya. Mereka berusaha menjelaskan apa yang terjadi dan sesekali berusaha menghibur kami. Keterangan sementara yang kami dengar dari teman kakak saya, mas Kadafi sekarang masih koma, mengalami pendarahan otak dan dirawat diruang stroke unit. Beberapa saat kemudian seorang suster meminta hanya dua orang dari pihak keluarga untuk menemui dokter yang menangani kasus kakak saya. Saya dan istri kakak saya yang menemui dokter.

Namanya dokter WD, beliau dengan tenang menjelaskan apa yang sedang dialami kakak saya. Gambar-gambar dari hasil CT-scan ditunjukkan oleh beliau. Gambar tengkorak kepala kakak saya banyak dipenuhi oleh warna putih yang menurut dokter, warna putih menandakan keberadaan darah disana. Jadi benar, kakak saya mengalami pendarahan otak. Kenapa itu bisa terjadi pada kakak saya? tanya saya. Dokter menunjukkan gambar-gambar pembuluh darah berwarna dan menjelaskan bahwa ada salah satu bagian pembuluh darah di otak kakak saya yang mulanya mengalami penggelembungan dan ini merupakan suatu kelainan yang sangat mungkin karena faktor bawaan atau sudah ada sejak lahir. Kelainan ini merupakan penyakit yang didunia medis menurut Dokter WD disebut dengan Anneurysm.

Menurut dokter, kemungkinan orang mengalami kasus ini sekitar empat persen dari jumlah kelahiran yang ada. Penggelembungan itu akan terus membesar namun lambat. Pada kasus serupa umumnya penggelembungan baru akan mencapai titik puncaknya hingga mengalami pecah saat usia penderita mencapai 55 tahun keatas. Sedangkan kasus pada kakak saya terjadi 10 tahun lebih awal dari umumnya.

Apa sekarang yang mesti dilakukan? Dokter menjelaskan bahwa sekarang pendarahan sudah terhenti secara alami. Bila dibiarkan resiko yang paling besar kemungkinan otak yang 60% jaringannya tersusun dari lemak akan merespon keberadaan darah yang sudah terlanjur ’mencemari’ otak sebagai benda asing atau toxin. 99% kemungkinan secara alami otak akan mengkerut dan bisa berakibat kemunduran daya ingat secara drastis ingat serta terganggunya system syaraf seiring dengan percepatan rusaknya sel otak sekaligus percepatan proses penuaan dan bahkan lebih fatal bisa mengancam keselamatan jiwa. Hal yang sangat riskan adalah bekas dinding pembuluh darah yang pecah masih sangat rawan untuk terjadi pecah ulang.

Ada peluang lain yang lebih bisa diharapkan yaitu penanganan pembedahan dengan kemungkinan berhasil adalah 50-50. Dokter hanya memberi kami waktu malam itu juga untuk membuat keputusan karena menurut dokter lebih dari dua hari tanpa penanganan pembedahan sudah cukup membawa fatal. Kami pun sepakat untuk mengambil pilihan ini, tentunya dengan resiko biaya yang sangat mahal menurut ukuran kami. Sekenario pembedahan dilakukan, pertama untuk mengeluarkan darah yang telah mencemari otak kemudian selanjutnya untuk proses penjepitan dinding pembuluh darah yang pecah untuk menghindari terjadinya pecah ulang.

Peristiwa itu terjadi sekitar 2 bulan lalu dan puji syukur kepada Tuhan, operasi berjalan lancar dan proses pemulihan kesehatan termasuk pemulihan ingatan berjalan dengan baik sekali. Ibu saya banyak berdoa memohon kesembuhan. Saudara dan teman kami pun saling mendoakan dan memberikan dukungan. Terima kasih yang sangat dalam.

Sekarang kakak saya sudah mulai bisa bekerja lagi meskipun masih dalam pengawasan dokter secara intensif. Menurut dokter, faktor usia yang relative masih muda mendukung proses penyembuhan yang lebih cepat. Resiko yang masih menghantui sekarang adalah, respon otak terhadap penjepit yang telah dipasang bisa mengakibatkan produksi cairan otak yang berlebih, umumnya disebut Hydrocepalhus. Bila ini terjadi, perlu pembedahan ke dua untuk menanganinya.
Sungguh, ini semua menjadi ujian sekaligus pembelajaran yang sangat berarti bagi kami untuk lebih mengenal diri kita dan lebih mendekat kepadaNya. Terima kasih Tuhan.

1 komentar:

Toko Listrik Murah mengatakan...

No comment, speechless. Its very easy to say but I know how hard to face that. God Bless you my brother.