26/05/07

Kasih saja kenapa sih pa.........

Gimana sih caranya mengajarkan untuk melakukan sesuatu ‘tepat sasaran’ kepada anak kecil?

Anak saya ini memang masih kelas 3 esde…cuma lumayan cerewet juga sih. Apa yang ditanyakan maunya mesti mendapat penjelasan yang ‘ilmiah’ atau ‘make sense’ menurut pemikirannya…..namun kalau dia ngomong atau komentar kadang malah seperti sekenanya aja.

Suatu sore saya sempat mengantarkan dia beli pizza untuk dibawa pulang dan dimakan bareng dirumah. Dalam perjalanan balik kerumah saya harus memelankan mobil dan kemudian berhenti pas di bawah lampu stopan yang baru saja lampu merahnya menyala.

Seperti pemandangan pada umumnya di lampu stopan, kalau gak pengamen yang datang ya pengemis yang mendatangi pengendara yang sedang berhenti dan memanfaatkan waktu selama nyala lampu merahnya untuk mendapatkan receh demi receh.

Beneran juga, dua orang muda datang menghampiri sisi kanan saya untuk mengamen.
Saya sendiri sepontan celingukan mencari uang receh yang biasanya ditaruh dikotak dekat porseneling. Namun kali ini kelihatan kosong, tak ada uang. Saya putuskan untuk memberi kode menolak kepada dua pengamen itu. Agak kecewa rupanya mereka tapi akhirnya pergi untuk menghampiri kendaraan yang berhenti di belakang saya.

”Kenapa pa..?”, anak saya yang duduk dikursi sebelah kiri saya rupanya diam-diam mencermati betul apa yang barusan terjadi.
Saya jawab sekedarnya dengan balik bertanya, “apanya sih yang kenapa..?”
”Yaa..itu tadi…kenapa papa tidak memberinya uang?” tanyanya lagi.

Lampu menyala hijau, saya mulai menginjak gas perlahan melajukan mobil. Belum sempat saya menjawab dia sudah menimpali, ”makanya pa, jangan lupa menyiapkan uang receh, kasihan kan mereka”.

Saya jadi tersenyum dan mencoba membela diri, ’oohh…ndak perlu kasihan kok..bla..bla..”
”Tapi mereka kan perlu bantuan diberi uang pa…kalau nggak gimana cara bantu mereka..?”

Waah…lha kok dia jadi serius gini pikirku…..ehmm….gimana ya jawab pertanyaannya.

Terlintas juga untuk menerangkan bahwa menolong mereka mestinya ya dengan cara yang lebih tepat sasaran pada penyebab bagi mereka menjadi pengamen..bla..bla…memberi uang langsung malah tidak menyelesaikan masalah….bla..bla…tapi walah….ruwet…

Buru-buru akhirnya saya jawab, ”ahh…nanti kan ada lainnya yang urus…..atau tuhanlah pasti yang ngurus..”

Saya berharap setelah saya jawab demikian dia berhenti tidak ngomong soal ini lagi…..

Tapi apa yang meluncur dari mulutnya..??

”Ahh…kasih saja uang kenapa sih pa..?”

”Papa kan punya uang di dompet papa…khan kalau mau berbuat baik lakukan saja…ndak usah mbulet….” Mampuss…….mau jawab apa...(??) Ternyata dia lebih realistis daripada saya yang malah OMDO.

Tidak ada komentar: