09/10/07

Keris kenang-kenangan

Atasan ane yang orang Scandinavia itu tiba-tiba datang ke ane. Ehh..ternyata bukan soal kerjaan yang dibicarakan sama beliau. Beliau malah bicara soal keris…Ini bule kok malah ngomong soal keris?

Ternyata beliau bermaksud memberikan kenang-kenangan untuk rekannya yang juga orang Scandinavia. Beliau sih cuma pengen memberikan sesuatu yang khas dari jawa dan dia pilih keris. Itu saja sih.

Ane bilang sama beliau, ”bagus itu”. Tapi bukan komentar itu yang beliau inginkan dari ane. ”Aku yakin pilihanku memberi keris sangat bagus untuk teman aku itu, tapi aku kawatir tidak tahu harus ngomong apa soal keris kepada temanku itu, boleh beri aku sedikit alasan”, pinta beliau kepada ane.

Waah..pikir ane, ane nih bukan asli bener orang jawa. Darah ane separo jawa, seperempat madura, seperempatnya lagi sunda. Ane tinggal di jawa timur dan ndak pernah mengoleksi keris. Melihat ane agak bengong, lalu beliau bilang, “kamu kan kenal keris lebih lama dari pada aku, ayolah cerita sedikit, nggak benerpun nggak apa-apa”, pintanya lagi.

Gimana yah…ok lah, ane jawab sekenanya aja. “Bilang aja sama temenmu itu, kalau seandainya orang jawa bisa bikin bom, kamu mesti aku hadiahi bom dari jawa. Tapi orang jawa bisa bikin keris, makanya aku kasih saja kamu keris dari jawa”. Mendengar itu, beliau tersenyum,” bener juga kamu’, kata beliau kepada ane.

”Terus…?” tanya beliau lagi. Ane jawab aja, ”ya..keris itu apa sih? Masak keris mau dipakai perang? Keris itu sudah kuno, dari jaman kerajaan-kerajaan di jawa dulu. Keris itu hanya simbul aja bagi orang jawa. Keris itu kan terdiri dari isi dan kerangka. Isi itu simbul dari jiwa, kerangka itu simbul dari badan. Isi itu simbul pengetahuan kebenaran atau kebenaran pengetahuan sedangkan kerangka itu simbul dari aturan-aturan dan etika atau keindahan. Kalau cuma isi saja tanpa kerangka itu bisa berbahaya dan dapat membuat celaka bahkan kematian bagi orang lain maupun diri sendiri. Kalau hanya kerangka, biarpun indah namun tanpa makna dan keris itu sendiri mati. Sebagai simbul, seorang pemimpin membawa keris. Kalau sekarang keris itu telah berubah menjadi tongkat komando ditangan komandan militer. Cuma tongkat komando sekarang tanpa kerangka. Yah..semoga saja tidak membuat celaka….hehehe. Tapi kalau seorang komandan militer menenteng-nenteng keris khan juga lucu jadinya.
Atasan ane agak manggut-manggut. ”Ooo begitu yah….bagus, menarik untuk diceritakan kepada temanku nanti’, kata beliau. ”Yah…kira-kira seperti itu sih yang pernah saya denger”, sahut ane. ”Tapi banyak orang di jawa yang sangat menghormati keris, bahkan ada upacara-upacaranya segala termasuk memandikan keris. Aku lihat itu di tv, kenapa pula kok dimandikan segala ya?”, sambung beliau. ”Yah…mandi biar bersih, jiwa juga perlu dibersihkan”, jawab ane, sekenanya saja sih. ”Kamu juga menghormati keris seperti itu?” tanya beliau lagi. Ane jawab singkat aja….”You know that I am a muslim”.

Tidak ada komentar: